Posted by : KNPB Konsulat
Wednesday, August 6, 2014
Surat dari Che Guevara untuk
Anak-anak Muda
Kami
percaya bahwa perjuangan revolusioner adalah suatu perjuangan yang sangat
panjang, sangat sulit. Sulit, tetapi jelas tidak berarti mustahil, bahwa suatu
kemenangan revolusi di suatu negara hanya akan terjadi di negara itu saja.
(Che Guevara)
Kalau aku boleh memilih untuk
berjuang, mungkin saat ini aku ingin tinggal bersama kalian. Melewati jalanan
yang padat lalu lintas, dengan iring-iringan spanduk yang panjang, kalian ketuk
nurani para penguasa. Kaum yang berbaju megah, berkendaraan bagus dan punya
mobil mengkilap. Kalian pertaruhkan segalanya, kesempatan untuk hidup senang,
kemapanan pekerjaan, dan sekolah yang kini kian mahal. Buang segala teori
sosial yang ternyata tak bisa membaca kenyataan. Keluar kalian dari
training-training yang pada akhirnya tidak membuat kita paham dan mau membela
orang miskin. Kupilih tinggal serta berjuang di hutan karena di sana aku
kembali mendengar rintih dan suara orang yang hidupnya menderita.
Andaikan aku masih diberi
kesempatan untuk kembali ke negerimu pastilah aku enggan untuk duduk di kursi.
Akan aku habiskan waktuku untuk mengelilingi kotamu yang padat dengan orang
miskin. Akan kusapa setiap anak lapar yang menjinjing bekas botol minuman untuk
mendapat uang receh. Akan aku datangi para nelayan yang kini lautnya dipenuhi
oleh pipa-pipa gas perusahaan asing. Akan kubantu para buruh bangunan yang
menghabiskan waktunya untuk memanggul alat-alat berat. Dan akan kutemani para
buruh pabrik yang masih saja diancam oleh PHK. Tentu aku akan mendatangimu anak
muda, yang resah dengan kenaikan BBM atau proyek pendidikan yang kian hari kian
mahal. Kurasa aku tidak bisa istirahat jika tinggal di negerimu.
Kalau aku boleh memilih untuk
melawan, mungkin sekarang ini aku akan duduk bersama kalian. Aku akan bilang
kalau perjuangan bukan saja melalui tulisan, puisi, buku, apalagi setajuk
proposal! Perjuangan butuh keringat, pekikan suara, dan dentuman kata-kata.
Kita bukan melawan seekor siput tapi buaya yang akan menerkam jika kita lengah.
Hutan rimba mengajariku untuk tidak mudah percaya pada mulut-mulut manis. Hutan
rimba mendidikku untuk tidak terlalu yakin dengan janji. Aku sudah hapal mana
tabiat srigala dan mana watak kelinci. Kalau kau baca tulisanku, mustinya kau
bisa meyakini, kalau kekuasaan hanya bisa bertahan selama kita mematuhinnya.
Kekuasaan bisa bertahan selama mereka mampu menebar ketakutan. Dan aku sejak
dulu dididik untuk selalu sangsi dan curiga pada penguasa!
Kalau aku bisa memilih, mungkin
sekarang aku ingin berjalan dengan kalian. Menonton orang-orang pandai berdebat
di muka televisi atau aktivis yang melacurkan keyakinannya. Ngeri aku
menyaksikan orang-orang pandai yang berbohong dengan ilmunya. Sederet angka
dibuat untuk membuat orang percaya bahwa si miskin makin hari makin berkurang.
Menonton aktivis senior yang kini juga berebut untuk duduk jadi penguasa.
Katanya: di dalam kekuasaan tidak ada suara rakyat maka kita mengisinya. Aku
bilang, itulah para pembual yang yakin jika perubahan bisa muncul karena kita
duduk di belakang meja. Demokrasi acapkali berangkat dari dalil yang naif
seperti itu. Aku sayangnya tak lagi bisa memilih, untuk berdiri dan berbincang
dengan kalian semua.
Anak muda, aku telah tuliskan
puluhan karya untuk menemanimu. Dibungkus dengan sampul wajahku, yang tampak
belia dan mungkin tampan, aku tuangkan pesan kepada kalian. Keberanian yang
membuat kalian akan tahan dalam situasi apapun! Hutan melatihku untuk percaya
kalau kemapanan, kenikmatan badaniah, apalagi kekayaan hanya menjadi racun bagi
tubuh kita. Kemapanan membuat otakmu makin lama makin bebal. Kau hanya mampu
mengunyah teori untuk disemburkan lagi. Kemapanan membuat hidupmu seperti
seekor ular yang hanya mampu berjalan merayap. Kekayaan akan membuat tubuhmu
seperti sebatang bangkai. Hutan melatihku untuk menggunakan badanku secara
penuh. Kakiku untuk lari kencang bila musuh datang dan tanganku untuk mengayun
pukulan jika aku diserang. Anak muda, nyali sama harganya dengan nyawa. Jika
itu hilang, niscaya tak ada gunanya kau hidup!
Keberanian itu seperti sikap
keberimanan. Jika kau peroleh keberanian maka kau memiliki harga diri. Sikap
bermartabat yang membuatmu tidak mudah untuk dibujuk. Hutan membuatku selalu
awas dengan ketenangan, kedamaian, dan cicit suara burung. Hutan melatihku untuk
sensitif pada suara apa saja. Jangan mudah kau terpikat oleh kedudukan,
pengaruh, dan ketenaran. Kedudukan yang tinggi akan membuatmu seperti manusia
yang diatur oleh mesin. Kutinggalkan jabatan menteri karena hidupku menjadi
lebih terbatas dan ruang sosialku dipenuhi oleh manusia budak, yang bergerak
kalau disuruh. Apalagi ketenaran hanya akan mendorongmu untuk selalu ingin
menyenangkan semua orang, membuat lumpuh energi perlawananmu. Ingat, racun
segala perubahan ketika dirimu merasanyaman.
Rasa nyaman yang kini kusaksikan
di sekelilingmu. Anak-anak muda yang puas menjadi pekerja upahan sambil menyita
tanah sesamanya. Ada anak muda yang duduk di parlemen malah minta tambahan
gaji! Anak muda yang lain dengan tenaganya menyumbangkan diri untuk menjadi preman
bagi kekuasaan bandit. Bahkan pendidikan hukum mereka gunakan untuk membela
kaum pengusaha ketimbang orang miskin. Anak-anak muda yang banyak lagak ini
memang tidak bisa dibinasakan. Mereka hidup karena ada kemiskinan, keculasan
kekuasaan, dan lindungan proyek lembaga donor. Aku enggan untuk berjumpa dengan
anak muda yang hanya mengandalkan titel, keperkasaan, dan kelincahan berdebat.
Aku ragu apakah mereka mampu serta sanggup untuk melawan arus.
Arus itulah yang kini
menenggelamkan nyali kita semua. Murah sekali harga seorang aktivis yang dulu
lantang melawan, tapi kini duduk empuk jadi penguasa. Murah sekali harga
idealisme seorang ilmuwan yang mau menyajikan data bohong tentang kemiskinan.
Murah sekali harga seorang penyair yang mau rame-rame mendukung pencabutan
subsidi. Aku gusar memandang negerimu, yang tidak lagi punya ksatria pemberani.
Seorang kstaria yang mau hidup dalam kesunyian dan dengan gagah meneriakkan
perlawanan. Tulisan adalah senjata sekaligus bujukan yang bisa menghanyutkan
kesadaran perlawanan. Kau harus berani mempertahankan nyalimu untuk selalu
bertanya pada kemapanan, kelaziman, dan segala bentuk pidato yang disuarakan
oleh para penguasa.
Yang kauhadapi sekarang ini
adalah sistem yang kuncinya tidak terletak pada satu orang. Kau berhadapan
dengan dunia pendidikan yang menghasilkan ilmu tentang bagaimana jadi budak
yang baik. Kau kini bergulat dengan teman-temanmu sendiri yang bosan hidup
berjuang tanpa uang. Kau sebal dengan parlemen yang dulu ikut kau pilih, tetapi
kini tambah membuat kebijakan yang menyudutkan rakyat. Kau perlahan-lahan jadi
orang yang hanya mampu melampiaskan kemarahan tanpa mampu untuk merubah. Kau
kemudian percaya kalau pemecahannya adalah melalui mekanisme, partisipasi, dan
dukungan logisistik yang mencukupi. Kau diam-diam tak lagi percaya dengan
revolusi. Kau yakin perubahan bisa berjalan kalau dijalankan dengan
berangsur-angsur dan membuat jaringan. Gerakanmu lama-lama mirip dengan bisnis
MLM.
Saudaraku yang baik! Hukum
perubahan sosial sejak dulu tidak berubah. Kau perlu dedikasikan hidupmu untuk
kata yang hingga kini seperti mantera: lawan! Lawanlah dirimu sendiri yang
mudah sekali percaya pada teori perubahan sosial yang hanya cocok untuk
didiskusikan ketimbang dikerjakan. Lawanlah pikiranmu yang kini disibukkan oleh
riset dan penelitian yang sepele. Kemiskinan tak usah lagi dicari penyebabnya
tapi cari sistem apa yang harus bertanggung jawab. Ajak pikiranmu untuk membaca
kembali apa yang dulu kukerjakan dan apa yang sekarang dikerjakan oleh gerakan
sosial di berbagai belahan dunia. Gabungkan dirimu bukan dengan LSM, tapi
bersama-sama orang miskin untuk bekerja membuat sistem produksi. Tak ada yang
bermartabat dari seorang anak muda, kecuali dua hal: bekerja untuk melawan
penindasan dan melatih dirinya untuk selalu melawan. (Admin)