Posted by : KNPB Konsulat
Wednesday, October 22, 2014
MAHASISWA/I PAPUA di MANADO
SULAWESI UTARA
AKAN MENGHADIRKAN GUBERNUR PAPUA
Aksi demo Duka di SULUT |
Terkait kasus pembunuhan seorang Mahasiswa Papua di Tataran Tondano,
pada minggu lalu, maka Gubernur Papua pun akan hadir pada hari ini tanggal 22 Oktober 2014.
Menurut Telponya pada kemarin hari saat di hubungkan lansun Dengan pihak
Pemprovb Papua. Adapun pesan yang di sampaikan oleh Gubernur papua:
1.Tugas
Mahasiswa Papua pun adalah belajar, belajar dan belajar untuk membangun Tanah Papua, jangan menjadi Mahasiswa/i abadi.
2. Saudara
–saudara yang kerja di pemerintah daerah adalah itu untuk menjawab keluan –
keluan kita bagi masyarakat Papua agar membangun SDM di tanah papua baik
melalui dana – dana pendidikan yang ada.
3. Bagi
masyarakat papua di Sulawesi Utara , kami Provinsi Papua mengucapkan turut
berduka cita atas meninggalnya aset Papua dan juga kami mengucapkan turut
berdukacita kepada keluarga yang berdukacita.
4. Harapan
saya adalah jikalau benar-benar kondisi keamanan bagi Mahasiswa/i Papua di Sulawesi
Utara tidak aman terus menerus berarti kami akan memindahkan mahasiswa/i Papua
ke Universitas – Universitas yang ada di Tanah Papua. Ujar Gubernur Papua. Itu
yang saya bisa sampaikan dan yang penting kalian Mahasiswa/I tidak bole
terpancing emosi terhadap Masyarakat Minahasa Utara. Ujar ketua IMIPA, trima
kasih dan benar kata yang di sampaikan oleh bapak gubernur papua itu kami
lakukan dengan cara yang bermartabak.
Situasi keadaan di
Tondano yang masi belum aman: Sikap kami terhadap Masyarakat Minahasa Utara
kami telah lakukan dengan baik atas penahanan Mahasiswa/I kami yang berjumlah
447 orang mahasiswa/i di Tondano, yang menjadi emosi adalah Mahasiswa Papua
terhadap Kapolda Sulut bukan dengan cara yang baik atas penahanan 447 orang
Mahasiswa Papua di Tondano yang pertama, kami suda lobi tetapi pihak Polda
menyatakan kami tidak akan kasih keluar kemudian yang ke dua, kami suda pergi dengan hal yang sama kemudian
sikap terakhir yang kami sampaikan adalah.
Kami memutuskan
untuk pergi ke kantor gubernur Sulawesi Utara, Gubernur menerima kami dan pernyataan yang paling penting yaitu
kehadiran teman - teman diatas akan saya jamin dan yang kedua, beliau
menyatakan bahwa saya akan menghadirkan semua pihak baik pemerintah
Provinsi Papua dan Papua Barat, tokoh Agama, dewan Provinsi
untuk kita bicara bersama namun pada kenyataanya besok ketua Ikatan Mahasiswa
Indonesia Papua (IMIPA) di tondano di telpon bahwa besok akan mengadakan
penanda tanganan surat Rekonsiliasi, sementara yang kami harapkan apa yang telah
di harapkan Gubernur Sulawesi Utara adalah untuk memfasilitasi kami, tetapi
pada kenyataanya kenapa Polres Minahasa Utara mengeluarkan surat Rekonsiliasi,
sebab kami melihat pada tahun 2002
pernah kami melakuka surat Rekonsiliasi namun hal yang sama yang kami
membutuhkan hari ini adalah semua pihak tokoh Agama, Pemerinta di Sulawesi
Utara, pemerintah Papua dan Papua Barat untuk bisa duduk bersama.
oleh sebab itu sekali lagi kondisi kami sangat
krisis dan darurat bagi saudara/I kami yang berada di tondano terus memberi
tahukan kami bahwa yang lain sementara sakit, yang lain sementara lapar dan
jika hal ini terus di biarkan maka kondisi kami akan semakin parah oleh sebab
itu kami bermohon Bapak-bapak yang kami hormati bisa lansun turung di lapangan
kejadian, dan kami Ikatan Mahasiswa Indonesia Papua (IMIPA) di Manado tidak
percaya Polda Sulawesi Utara kami tidak
percaya Polres Minahasa kami suda melakukan lobi namun sikap dan cara yang
mereka buat seakan – akan kami adalah pelaku sementara kami ini korban mengapa
kami di tahan , terima kasih kakak itu adalah harapan kami dan Bapa bisa segera
datang, ujar gubernur oke nanti kakak akan segera datang. (EastStar MP)